Advertisement

Promo November

Kronologi Polisi Tangkap Sindikat Penjual Ginjal Sampai Kamboja

Anshary Madya Sukma
Jum'at, 21 Juli 2023 - 12:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kronologi Polisi Tangkap Sindikat Penjual Ginjal Sampai Kamboja Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada (tengah) bersama Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol Khrisna Murti (kiri), dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto (kanan) memberikan keterangan pers saat rilis pengungkapan perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan internasional Indonesia-Kamboja berupa penjualan organ tubuh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (20/7/2023). Dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan 12 orang tersangka lintas profesi. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pihak Polri meringkus sindikat penjual organ ginjal internasional dalam kasus tindak pidana penjualan orang (TPPO) sampai ke Kamboja. 

Sebelumnya, kepolisian telah menangkap 12 tersangka dalam sindikat ini, di antaranya sembilan orang merupakan anggota, satu orang penghubung korban dengan rumah sakit di Kamboja dan sisanya merupakan oknum anggota kepolisian dan imigrasi.

Advertisement

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan kronologi penangkapan bermula dari terendusnya informasi markas komplotan penjual ginjal yang berlokasi di Perumahan Villa Mutiara Gading ,Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

“Kronologi diawali dari basecamp yang ada di Bekasi Kabupaten di Tarumajaya di Villa Mutiara Gading berdasarkan informasi baik dari Baintelkam maupun Bareskrim Polri,” tutur Hengki kepada wartawan dikutip Jumat (21/7/2023).

Baca juga: 3 Mutilasi dalam 4 Bulan di Sleman dan Sekitarnya: Utang Pinjol, Uang Rp20 Ribu, hingga Aktivitas Tak Wajar

Kemudian, kepolisian mulai membentuk tim gabungan dari Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya dan intelijen untuk meringkus komplotan tersebut yang disebut kelompok penjual organ internasional.

Pada 30 Juni 2023, tim gabungan bertolak ke Kamboja untuk menyelamatkan 14 korban dari TPPO. Namun, pihak kepolisian telah dengan adanya aturan birokrasi di Kamboja selama dua minggu.

“Berdasarkan hasil digital forensik ada 14 korban menjalani operasi di Kamboja. Kemudian, kami berangkat ke Kamboja pada 30 Juni dengan tim lengkap, namun di sana terhalang adanya birokrasi,” ujar Hengki.

Namun, ketika tim gabungan terhambat di Kamboja, kabar tersebut kemudian tercium oleh sindikat. Alhasil, komplotan ini sempat melarikan diri ke beberapa negara mulai dari Vietnam, Malaysia hingga Bali.

“Selama dua minggu di sana ternyata ini tercium sindikat dan kemudian mereka keluar dari rumah sakit melalui jalan darat menuju Vietnam, terbang menuju Vietnam ke Malaysia baru ke Bali. Namun, [ketika] sindikat ini telah sampai ke Indonesia, serta tim kembali ke Jakarta dan langsung ditangkap di Surabaya,” jelasnya.

Sebagai informasi, komplotan ini menerima pembayaran Rp200 juta per orang dan sudah termasuk transfer ke pendonor Rp135 juta. Sisanya, sebesar Rp65 juta akan dibagi lagi dengan ongkos operasi mulai dari pembuatan paspor hingga akomodasi perjalanan ke Kamboja.

Sementara itu, oknum anggota polisi Aipda M disebut telah menerima Rp612 juta, sedangkan oknum imigrasi menerima Rp3,2 juta – Rp3,5 juta per pendonor ginjal yang diberangkatkan ke Kamboja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Kamis 7 November 2024, Cek Lokasinya di Sini

Jogja
| Kamis, 07 November 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat

Wisata
| Rabu, 30 Oktober 2024, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement